Nama Pindul sendiri berasal dari kisah unik yang melibatkan seorang anak bernama Joko Singlulung. Saat menjelajahi hutan dan gua untuk mencari ayahnya, kepala Joko terbentur sebuah batu di dalam gua. Peristiwa ini membuatnya pingsan, dan sejak saat itu, gua tersebut dikenal sebagai Goa Pindul, yang berarti “pipi terbentur” dalam bahasa Jawa.
Kisah lain menyebutkan bahwa nama Pindul berkaitan dengan perjalanan Ki Juru Mertani dan Ki Ageng Pemanahan yang membawa seorang bayi. Saat bayi itu menangis, mereka memandikannya di sebuah lubang besar dengan aliran air di bawahnya. Saat memandikan bayi tersebut, pipinya terbentur batu, sehingga gua itu dinamakan Goa Pindul.

Kini, Goa Pindul telah bertransformasi menjadi destinasi wisata yang menarik banyak pengunjung dari dalam maupun luar negeri. Pengalaman menyusuri sungai bawah tanah dengan ban (cave tubing) menjadi daya tarik utama, menawarkan petualangan yang tak terlupakan sekaligus pengalaman offroad mengagumi keindahan alam yang tersembunyi.
Goa Pindul bukan hanya tentang keindahan alam, tetapi juga tentang sejarah dan budaya yang melekat padanya. Ia adalah warisan leluhur yang harus dijaga dan dilestarikan, sehingga generasi mendatang dapat terus menikmati keajaiban alam ini.

• Waktu terbaik untuk mengunjungi Goa Pindul adalah pada pagi hari saat matahari belum terlalu terik.
• Pastikan untuk menggunakan pakaian yang nyaman dan sesuai untuk aktivitas air.
• Jangan lupa membawa kamera untuk mengabadikan momen-momen indah di dalam gua.
• Ikuti instruksi pemandu dengan baik untuk keselamatan selama menyusuri gua.
• Jaga kebersihan dan kelestarian lingkungan Goa Pindul selama berkunjung.
  Mari kita bersama menjaga keindahan Goa Pindul, agar ia tetap menjadi kebanggaan bagi masyarakat Gunungkidul dan Indonesia.